Saben Apa Dianakake Sekaten di Yogyakarta

Developer Garut
0
Saben Apa Dianakake Sekaten di Yogyakarta

Jawarablog.com - Dalam ramainya hiruk pikuk perkotaan Yogyakarta, terdapat sebuah tradisi yang masih terus lestari dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, yaitu Sekaten. Acara yang diselenggarakan setiap tahun ini memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Yogyakarta dan menjadi salah satu warisan budaya yang tak ternilai. 

Sekaten merupakan perayaan yang berkaitan erat dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjadi penanda bahwa tahun baru Jawa telah tiba. Sepanjang jalan Malioboro, suasana kian semarak dengan deretan pedagang yang menjajakan berbagai oleh-oleh dan pernak-pernik khas Sekaten. 

Iringan musik gamelan terus bergema mengiringi pawai para abdi dalem keraton yang membawa gunungan, sebuah simbol hasil bumi berupa hasil panen padi dan buah-buahan yang dibentuk menyerupai gunung. Prosesi ini menjadi salah satu puncak acara Sekaten yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang makna dan sejarah tradisi Sekaten, mari kita ikuti perjalanan ini hingga akhir.

Asal-usul dan Sejarah Sekaten

Berasal dari tradisi Islam, Sekaten merupakan perayaan adat tahunan di Yogyakarta yang telah berlangsung sejak masa Kesultanan Mataram Islam pada abad ke-16.

Nama "Sekaten" berasal dari kata dalam bahasa Arab, "syaktain," yang berarti "dua kali".

Perayaan ini menandai dua peristiwa penting, yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pernikahan Raja Keraton dan putri Sultan Cirebon.

Selama Sekaten, diadakan upacara Grebeg Maulud, yaitu kirab kereta kencana berhias indah yang membawa Gunungan berisi hasil bumi dan makanan yang dibagikan kepada masyarakat.

Selain itu, ada juga gendhing gamelan dan pertunjukan wayang kulit yang mengiringi perayaan ini.

Baca Juga: Asuransi Bisnis: Pentingnya Proteksi dalam Berwirausaha

Sekaten menjadi bagian penting dari warisan budaya Yogyakarta dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh UNESCO pada tahun 2010.

Terimakasih Sudah Berkunjung ke Jawarablog.com

Makna Filosofis dan Simbolisme Gamelan Sekaten

Dalam pusaran budaya Yogyakarta, Gamelan Sekaten menjadi simbol filosofis yang merepresentasikan pertemuan harmonis antara budaya Jawa dan Islam.

Mungkin kamu suka: Arief Muhammad: Karir, Karya, dan Kisah Sukses di Dunia Bisnis

Berasal dari kata "syahadatain", Sekaten melambangkan pengakuan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar keimanan umat Muslim.

Empat puluh lima bilah gong dan gamelan mengumandangkan alunan nada yang menghipnotis, menyimbolkan perjalanan hidup manusia yang penuh lika-liku namun berujung pada tujuan akhir, yaitu keselarasan dan pencerahan spiritual.

Gendang membahana bagaikan detak jantung, mengiringi harmoni yang menenangkan jiwa, sementara rebab dan suling mengalunkan melodi ilahi yang menuntun pada kontemplasi.

Persiapan Sekaten: Labuhan dan Siraman Gamelan

Jelang Sekaten, Yogyakarta akan dipadati para peziarah yang datang untuk menyaksikan tradisi sakral Labuhan dan Siraman Gamelan di Kompleks Kraton Yogyakarta. Dalam Labuhan, kamu akan menyaksikan prosesi iring-iringan rombongan Kraton yang membawa gunungan hasil bumi menuju Pantai Parangtritis untuk dipersembahkan kepada penguasa laut selatan. Sedangkan dalam Siraman Gamelan, kamu akan menyaksikan proses pencucian perangkat gamelan pusaka Kraton, seperti Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, yang bermakna membersihkan diri menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan: Kapan tradisi Labuhan dan Siraman Gamelan digelar? Apa makna dari proses Siraman Gamelan?

Kamu pasti menyukai artikel berikut ini: Bisnis Batik: Menggali Potensi dan Keindahan Budaya Indonesia

Prosesi Miyos Gongso dan Kirab Sekaten

Sebagai warga Yogyakarta sejati, kamu pasti tahu dong tentang prosesi Miyos Gongso dan Kirab Sekaten? Acara tahunan ini diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi Miyos Gongso, di mana gamelan Kyai Sekati diturunkan dari Dhapdhuwur Keraton Yogyakarta, menjadi penanda dimulainya rangkaian Sekaten. Dilanjutkan dengan Kirab Sekaten, di mana gunungan hasil bumi yang dilestarikan dari masa Kerajaan Mataram Islam diarak ke Masjid Gede Kauman.

Upacara Upacara Grebeg Mulud

Dalam semarak tradisi Jawa, Grebeg Mulud hadir di Yogyakarta sebagai bagian dari perayaan Sekaten.

Upacara yang sakral ini menyuguhkan iring-iringan Gunungan berisi hasil bumi, melambangkan rasa syukur atas rezeki dan kebersamaan.

Para abdi dalem dan masyarakat berduyun-duyun menyaksikan arak-arakan yang berujung pada berebut Gunungan sebagai berkah.

Pesta Rakyat Sekaten: Perayaan dan Hiburan

Ragam hiburan dan perayaan di Pesta Rakyat Sekaten selalu dinanti masyarakat Yogyakarta.

Acara ini digelar di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pesta Sekaten menyuguhkan berbagai tradisi, di antaranya grebeg gunungan yang berisi hasil bumi dan pertunjukan wayang kulit.

Pesta rakyat ini menjadi ajang melestarikan budaya dan mempererat tali silaturahmi.

Pasar Malam Sekaten: Pusat Kuliner dan Pertunjukan

Nikmati gemerlap Pasar Malam Sekaten yang meramaikan Yogyakarta saat Sekaten. Di sini, kamu bisa mencicipi kuliner legendaris gudeg dan bakpia yang menggugah selera. Selain itu, saksikan pertunjukan seni budaya seperti tari joged dan musik gamelan yang memukau. Pasar malam ini menjadi destinasi wisata kuliner dan hiburan yang seru saat berkunjung ke Yogyakarta.

Pembagian Gunungan Grebeg Mulud

Pembagian Gunungan Grebeg Mulud merupakan tradisi tahunan yang berlangsung di Yogyakarta.

Acara ini biasanya diselenggarakan saat Sekaten pada bulan Rabiul Awal.

Terdapat tiga gunungan yang diarak, yaitu Gunungan Gepak, Gunungan Lanang, dan Gunungan Putri.

Gunungan-gunungan ini berisi hasil bumi, makanan, dan berbagai jajanan pasar.

Setelah diarak, gunungan dibagikan kepada masyarakat yang berebut untuk mendapatkannya sebagai berkah.

Ragam Pertunjukan Seni dalam Sekaten

Hai kamu, pernah dengar tentang Sekaten, festival seni budaya tahunan di Yogyakarta? Nah, dalam Sekaten ini, selain prosesi kirab gunungan, kamu juga bisa menikmati berbagai pertunjukan seni, lho! Ada wayang kulit yang sarat filosofi, gamelan yang mengalun syahdu, tembang macapat yang memikat hati, tari topeng yang penuh ekspresi, dan angklung yang bikin suasana meriah. Pertanyaan yang sering ditanyakan: Apa saja pertunjukan seni yang disajikan dalam Sekaten? Jawabannya ada di atas ya, kamu! Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keunikan dan keindahan seni budaya Indonesia di Sekaten ini!

Masjid Gedhe Kauman: Pusat Peringatan Sekaten

Hai, pecinta budaya! Masjid Gedhe Kauman jadi saksi kemeriahan Sekaten di Yogyakarta. Perayaan tahunan ini diperingati dengan iring-iringan gunungan hasil bumi dari Keraton Yogyakarta ke masjid ini. Pertanyaannya, kenapa Sekaten dirayakan di Masjid Gedhe Kauman? Jawabannya, karena masjid ini merupakan simbol kedekatan antara Kesultanan Yogyakarta dan masyarakat. Jadi, buat kamu yang mau merasakan suasana Sekaten yang kental, langsung saja ke Masjid Gedhe Kauman!

Larangan-larangan Selama Sekaten

Selama perayaan Sekaten di Yogyakarta, kamu dilarang melakukan beberapa hal demi menjaga tatanan dan kekhidmatan acara.

Misalnya, dilarang membakar mercon, membawa benda tajam, berpakaian tidak sopan, dan berbuat onar.

Jika melanggar, kamu bisa dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Tradisi Ngombe Dawet Sekaten

Di Yogyakarta, tradisi Ngombe Dawet Sekaten merupakan kegiatan ikonik yang dilaksanakan saat perayaan Sekaten. Masyarakat berduyun-duyun menyantap dawet buatan Keraton Yogyakarta yang konon memiliki cita rasa khas. Dawet Sekaten disajikan dalam blek (wadah dari tanah liat) dengan tambahan cendol, santan, dan gula aren. Tradisi ini menjadi bagian dari merti (perayaan syukur) dan telah berlangsung selama berabad-abad, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Dampak Ekonomi dan Sosial Sekaten

Dampak ekonomi dan sosial dari Sekaten sangatlah signifikan. Secara ekonomi, Sekaten mendorong pertumbuhan UMKM dan peningkatan pendapatan pelaku usaha.

Secara sosial, Sekaten memperkuat silaturahmi antarwarga, melestarikan tradisi budaya, dan menjadi sarana edukasi tentang nilai-nilai luhur Islam.

Kesimpulan: Menjaga Kelestarian Tradisi Sekaten

Kesimpulan: Menjaga tradisi Sekaten di Yogyakarta sangatlah penting. Pertama, melestarikan warisan budaya yang unik dan kaya.

Kedua, meningkatkan pariwisata dan perekonomian setempat. Ketiga, memperkuat identitas dan persatuan masyarakat Yogyakarta.

Terimakasih Sudah Membaca

Demikianlah ulasan tentang Sekaten di Yogyakarta, sebuah perayaan budaya yang menyimpan nilai sejarah dan religi yang kental.

Setiap tahun, tradisi ini terus dilestarikan, menjadi tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Bagi yang berkesempatan menyaksikan, rasakan keunikan dan kekayaan budaya yang disajikan.

Jangan lupa abadikan momen dengan kamera dan bagikan pengalaman indah ini bersama kerabat atau teman-teman.

Sampai jumpa di artikel seru lainnya!

Baca Juga Artikel Terbaru Kami:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)