Jawarablog.com - Upacara Sekaten merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Upacara ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Jawa, karena merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rezeki dan nikmat yang telah diberikan.
Asal-usul Upacara Sekaten
Upacara Sekaten merupakan tradisi budaya Jawa yang telah berlangsung selama berabad-abad. Berasal dari kata 'syahadatain', yang berarti pengucapan dua kalimat syahadat, upacara ini digelar untuk mengenang peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Sejak zaman Kerajaan Demak pada abad ke-15, tradisi ini dilestarikan hingga saat ini. Dalam ritualnya, kamu akan menyaksikan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan sebagai simbol kemakmuran, serta pemukulan gamelan selama tujuh hari tujuh malam tanpa henti.
Terimakasih Sudah Berkunjung ke Jawarablog.com
Tujuan Upacara Sekaten
Baca Juga: Asuransi Bisnis: Pentingnya Proteksi dalam Berwirausaha
Apakah kamu tahu, Sekaten itu tujuannya apa? Upacara Sekaten, tradisi budaya Yogyakarta yang sarat makna, punya tujuan mulia.
Yaitu mengingatkan kita pada perjalanan Nabi Muhammad SAW waktu hijrah ke Madinah.
Bukan hanya itu, Sekaten juga jadi "media dakwah bagi para ulama Keraton Yogyakarta untuk menyebarkan ajaran Islam secara damai.
Mungkin kamu suka: Arief Muhammad: Karir, Karya, dan Kisah Sukses di Dunia Bisnis
Persiapan Upacara Sekaten
Dalam menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta mempersiapkan Upacara Sekaten dengan saksama. Para abdi dalem bergotong royong membersihkan Masjid Gedhe dan halaman keraton, mengganti kain kijing makam para raja, hingga memasang bleketepe dan umbul-umbul untuk menghias kota.
Kamu pasti menyukai artikel berikut ini: Bisnis Batik: Menggali Potensi dan Keindahan Budaya Indonesia
Pelaksanaan Upacara Sekaten
Upacara Sekaten, sebuah tradisi tahunan yang sakral dan meriah di Surakarta, diawali dengan kirab gunungan dari Keraton Surakarta Hadiningrat menuju Masjid Agung.
Gunungan yang merupakan perwujudan doa dan harapan masyarakat dibuat dari hasil bumi seperti padi, umbi-umbian, dan buah-buahan, dan diarak dengan iringan musik gamelan.
Usai kirab, dua Gamelan Sekati yang bersemayam di Masjid Agung dan Keraton Surakarta ditabuh secara bergantian selama sebulan penuh.
Setiap malam, masyarakat datang berbondong-bondong ke alun-alun untuk menikmati lantunan Gamelan Sekati.
Mereka duduk lesehan di tikar yang digelar di sekeliling alun-alun, mengagumi keahlian para nayaga memainkan gamelan.
Tak hanya musik, Sekaten juga dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit dan ketoprak, serta pasar malam yang menjajakan berbagai makanan dan kerajinan khas Surakarta.
Puncak Sekaten adalah Grebeg Sekaten, di mana gunungan dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol berkah dan rezeki.
Sekaten menjadi momen untuk melestarikan budaya Jawa dan mempererat kebersamaan masyarakat Surakarta.
Grebeg Mulud
Grebeg Mulud atau Sekaten merupakan upacara tahunan yang dirayakan oleh masyarakat Surakarta dan Yogyakarta untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Upacara ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Grebeg Gunungan dan Grebeg Pawai.
Pada Grebeg Gunungan, disajikan gunungan yang terbuat dari hasil bumi dan diarak keliling kota.
Sementara pada Grebeg Pawai, prajurit Keraton membawa pusaka kerajaan dan kereta kencana raja.Upacara ini menjadi daya tarik wisatawan karena keunikan dan nilai sejarahnya yang tinggi.
Makna dan Simbol dalam Upacara Sekaten
Dalam Upacara Sekaten, gamelan sakral ditabuh untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ritual ini sarat makna simbolis. Bunyi gong melambangkan alam semesta, bedug merepresentasikan makhluk hidup, dan kendang menggambarkan kehidupan itu sendiri.
Keharmonisan alunan musik gamelan menjadi pengingat akan keharmonisan kehidupan dan spiritualitas.
Demikianlah tujuan dari diselenggarakannya Upacara Sekaten yang sarat akan nilai budaya dan religi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda tentang tradisi unik ini. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya! Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman dan keluarga Anda. Terimakasih telah membaca!